Kamis, 21 Januari 2016

Pemaparan Resolusi PayTren 2016



1. Grand Lounching dengan judul PayTren Vaganza akan dilaksanakan di TV One pada tanggal 27 maret 2016. Dan seminggu sekali rutin pukul 7.30-08.00 akan ada PayTren di TV One dengan judul "Semua Bisa Menjadi ...."
2. Peluncuran Support System Terpadu untuk jenjang karier di PayTren (Tidak hanya sebatas reward saja tapi dipacu untuk pengembangan diri)
3. Pemberdayaan Call Center dengan sistem Outbond yg artinya prospektif berdasarkan biodata dari mitra yang valid untuk di Closing oleh Call Center PayTren. "Cara Prospekting yang Elegan"
4. Peluncuran New Belanjaqu yang akan muncul juga di Android dengan Konsep Marketplace yang beda dan unik dari yang lainnya.
5. Peluncuran Aplikasi IOS untuk pengguna Iphone
6. Realisasi kerjasama dengan Doqu sehingga Mitra PayTren bisa berbelanja di Alfamart dan selain pengiriman dana bisa antar mitra, bisa juga antar Bank.
7. Kerjasama dengan Network 21 (Cinema 21) jadi untuk menonton Film di Bioskop bisa dengan mudah dan praktis menggunakan PayTren bisa juga booking nonton film jauh2 hari. Selain dari itu akan bisa travel dan Hotel di seluruh dunia.
8. Konsep Marketing semua mengacu pada Blue & Ocean.
9. Akan ada perbaikan2 di PayTren diantaranya PUT (Poin Unit Treni), Perubahan Komisi (Mitra Pebisnis PayTren bisa mendapatkan bonus2 di PayTren dengan Syarat minimal sponsori 2 orang, seandainya hanya 1 maka akan cair 25% ini membuktikan bahwa PayTren benar2 bisnis network yang syariah), & Penertiban Hak Usaha sesuai dengan Regulasi yang diterapkan.

Jadi, PayTren ini Insya Allah akan makin Luar Biasa yang merupakan bisnis network yang beda dengan yang lainnya dengan produk yang sangat bermanfaat apalagi menjalankan bisnisnya dengan konsep syariah karena diawasi langsung oleh Dewan Syariah Nasional MUI. Bagi Anda yang belum daftar silahkan daftar dan nikmati fasilitasnya disamping itu juga peluang jalankan bisnisnya yang luar biasa. Dan bagi Anda yang sudah menjadi Mitra PayTren, siap2 Anda akan makin sukses di PayTren dan mendapatkan Benefit yang Luar Biasa. Jangan sampai menyesal dikemudian hari karena Anda tidak menjalankan bisnis PayTren yang segera mendunia.


Klik menu BERANDA dan temukan info-info menarik lainnya mengenai Islam

Menimbang Ideologi Sesuai dengan Nalar dan Fitrah Kemanusiaan


Secara fitrah, manusia adalah makhluk yang serba terbatas (relativismus uber alles). Keserbaterbatasan manusia ini telah cukup mengantarkan manusia pada situasi dimana ia senantiasa membutuhkan (dan bergantung pada) Zat Yang Tak Terbatas alias Yang Maha Mutlak (Absolutismus uber alles); Dialah Tuhan sebagai The Ultimate Reality (Realitas Tertinggi, Wâjib al-Wujûd); Dialah Allah SWT. Secara fitrah pula, manusia dianugerahi oleh Allah SWT. naluri untuk beragama atau religiusitas (gharîzah at-tadayyun), yang merupakan sesuatu yang sudah built-in dalam dirinya, bahkan sejak sebelum kelahirannya ke alam dunia. Naluri ini telah cukup mendorong manusia untuk melakukan pemujaan terhadap apa yang dianggapnya sebagai The Ultimate Reality (Realitas Tertinggi) itu.

Sayang, dua kenyataan primordial (fitri) ini tidak serta-merta menjadikan manusia “tahu diri”; entah karena mereka tidak berpikir rasional (tidak menggunakan akal) atau karena mereka terlalu percaya diri akibat hegemoni hawa nafsu yang ada dalam dirinya. Pada saat ini, ketidaktahudirian manusia itu tercermin dalam dua sikap:
Pengingkaran secara total (sepenuh hati) terhadap eksistensi Tuhan sang Pencipta (ateisme). Ini tergambar pada manusia yang berpaham materialisme. Materialisme ini kemudian menjadi dasar pijakan ideologi Sosialisme-komunis.

Pengingkaran secara “setengah hati” terhadap eksistensi Tuhan. Ini tergambar pada manusia yang berpaham sekularisme, yakni yang mengakui keberadaan Tuhan, tetapi tidak otoritas-Nya untuk mengatur manusia, karena yang dianggap punya otoritas untuk mengatur manusia adalah manusia sendiri. Sekularisme ini kemudian menjadi landasan ideologi Kapitalisme-sekular.
Padahal, alhamdulillah, dengan kasih-sayang-Nya, Allah SWT. telah lama (jauh sebelum kelahiran ideologi Sosialisme-komunis dan Kapitalisme-sekular) menurunkan wahyu-Nya kepada manusia untuk membimbing manusia kembali pada fitrahnya, kembali pada jatidirinya yang asli, yakni sebagai makhluk yang serba terbatas dan memiliki (secara built-in) religiusitas dalam dirinya. Wahyu itu tidak lain adalah Islam, yang akidahnya mengajari manusia untuk meyakini secara total dan sepenuh hati eksistensi Tuhan sekaligus otoritas-Nya untuk mengatur kehidupan manusia. Akidah inilah yang kemudian menjadi basis ideologi Islam sebagai satu-satunya ideologi yang rasional dan sesuai dengan fitrah manusia.

Tulisan berikut tidak lain ingin membuktikan kembali “klaim” di atas (yakni bahwa hanya Islamlah satu-satunya ideologi rasional dan sesuai dengan fitrah manusia) dengan cara membandingkan ketiga ideologi di atas, yakni Sosialisme-komunis, Kapitalisme-sekular, dan Islam; melalui perspektif yang paling mendasar: akidah.

Realitas Ideologi
Secara umum, ideologi (Arab: mabda’) adalah pemikiran paling asasi yang melahirkan (sekaligus menjadi landasan bagi) pemikiran-pemikiran lain yang menjadi turunannya. (M. Muhammad Ismail, 1958). Pemikiran mendasar dari ideologi ini dapat disebut sebagai akidah (’aqîdah), yang dalam konteks modern terdiri dari: (1) materialisme; (2) sekularisme; (3) Islam.

Akidah ini berisi pemikiran mondial dan global mengenai manusia, alam semesta, dan kehidupan dunia; tentang apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia; berikut kerterkaitan ketiganya dengan kehidupan sebelum dan setelah dunia ini. (M. Husain Abdullah, 1990). Akidah ini kemudian melahirkan pemikiran-pemikiran cabang yang berisi seperangkat aturan (nizhâm) untuk mengatur sekaligus mengelola kehidupan manusia dalam berbagai aspeknya (politik, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan sebagainya). Akidah dan seluruh cabang pemikiran yang lahir dari akidah itulah yang disebut dengan ideologi. Dengan ungkapan yang lebih spesifik, ideologi (mabda’) dapat didefinisikan sebagai keyakinan rasional (yang bersifat mendasar, pen.) yang melahirkan sistem atau seperangkat peraturan tentang kehidupan (An-Nabhani, 1953: 22).

Pada kenyataannya, di dunia saat ini hanya ada tiga ideologi: (1) Sosialisme-komunis, yang lahir dari akidah materialisme; (2) Kapitalisme-sekular, yang lahir dari akidah sekularisme; (3) Islam, yang lahir dari akidah Islam.

Realitas Akidah Materialisme, Sekularisme, dan Islam

[1] Materialisme
Materialisme adalah akidah yang memandang bahwa alam semesta, manusia, dan kehidupan merupakan materi belaka; materi ini mengalami evolusi dengan sendirinya secara subtansial sehingga tidak ada Pencipta (Khalik) dan yang dicipta (makhluk). Dalam perspektif Karl Marx, peletak dasar ideologi Sosialisme-komunis, alam mengalami evolusi mengikuti hukum gerak materi; alam tidak membutuhkan Akal Holistik (Pencipta) (Ghanim Abduh, 2003: 3). Senada dengan Marx, Lenin, ideolog sekaligus realisator Marxisme, dengan mengutip filosof Heraclitus (540-480 SM), menyatakan, “Alam adalah wujud tunggal yang tidak pernah diciptakan oleh Tuhan atau manusia manapun. Ia telah ada, selalu ada, dan akan selalu ada sebagai api yang terus menyala selama-lamanya.” (Vladimir Ilich, 1870-1924).

Oleh karena itu, penganut akidah materialisme pada dasarnya adalah ateis (mengingkari Tuhan). Bahkan, penganut akidah ini memandang bahwa keyakinan terhadap Tuhan (agama) adalah berbahaya bagi kehidupan. Dalam bahasa Lenin, keyakinan terhadap agama adalah “candu” masyarakat dan “minuman keras” spiritual. Dalam manifesto politiknya, Lenin secara ekstrem menyebut agama sebagai salah satu bentuk penindasan spiritual yang, dimana pun ia berada, amat membebani masyarakat (Lenin, 1972: 83-87).
Pengingkaran terhadap eksistensi Tuhan ini kemudian melahirkan sebuah keyakinan, bahwa dunia ini harus diatur berdasarkan prinsip dialektika materialisme yang melibatkan semua unsur materi, yakni: manusia, alam, dan sarana kehidupan (alat-alat produksi). Dari sini muncullah ideologi Sosialisme-komunis, yang didasarkan pada akidah materialisme, yang berisi seperangkat aturan yang khas, yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia; tentu di luar aspek religiusitas dan spiritualitas manusia yang telah diingkarinya.

[2] Sekularisme
Sekularisme pada dasarnya adalah akidah yang mengakui eksistensi Tuhan, tetapi tidak otoritas-Nya untuk mengatur manusia. Dengan kata lain, akidah ini mengakui keberadaan agama tetapi tidak otoritasnya untuk mengatur kehidupan. Singkatnya, sekularisme adalah akidah yang menetralkan (baca: memisahkan) agama dari kehidupan.

Secara historis, sekularisme merupakan akidah “jalan tengah” yang lahir pada Abad Pertengahan, sebagai bentuk kompromi para pemuka agama yang menghendaki kehidupan manusia harus tunduk pada otoritas mereka (dengan mengatasnamakan agama), dengan para filosof dan cendekiawan yang menolak otoritas agama dan dominasi para pemuka agama dalam kehidupan. Dengan demikian, para penganut sekularisme sebetulnya tidak mengingkari Tuhan (agama) secara mutlak; mereka hanya menginginkan agar Tuhan (agama) tidak mengatur kehidupan mereka.

Pengingkaran terhadap otoritas Tuhan ini selanjutnya melahirkan sebuah pandangan bahwa manusialah (melalui mekanisme demokrasi) yang berwenang secara mutlak untuk mengatur kehidupannya sendiri secara bebas, tanpa campur tangan Tuhan (agama). Dari sini lahirlah ideologi Kapitalisme-sekular, yang berisi seperangkat aturan yang khas, yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia; tentu di luar aspek agama yang telah mereka singkirkan dari kehidupan.

[3] Islam
Islam adalah akidah yang meyakini eksistensi Tuhan sebagai Pencipta alam, manusia, dan kehidupan ini; sekaligus mengakui bahwa Dialah satu-satunya yang memiliki otoritas untuk mengatur kehidupan manusia. Singkatnya, akidah Islam mengajari manusia tentang keyakinan dan kepasrahan total kepada Tuhan sang Pencipta, yakni Allah SWT.

Keyakinan terhadap eksistensi sekaligus otoritas Tuhan inilah yang kemudian melahirkan keyakinan bahwa Tuhanlah satu-satunya Yang mutlak dan berhak membuat hukum, sementara manusia hanya sekadar pelaksananya saja. Dari sini lahirlah ideologi Islam, yang juga berisi seperangkat aturan dalam berbagai aspek kehidupan manusia; termasuk yang menyangkut aspek religiusitas dan spiritualitas manusia, atau yang menyangkut agama.

Menimbang Ideologi Sosialisme, Kapitalisme, dan Islam
Dari paparan di atas, manakah akidah/ideologi yang masuk akal (rasional) dan sesuai dengan fitrah manusia? Jawabannya adalah sebagai berikut:

[1] Sosialisme-Komunis
Dalam perspektif rasio, dengan mengingkari eksistensi sang Pencipta, ideologi ini jelas tidak rasional. Alasannya: (a) Seluruh materi yang ada di dunia ini, termasuk manusia, memiliki keterbatasan dan bergantung pada yang lain. Akal kita yang jujur akan mengakui, bahwa segala yang terbatas ini pasti membutuhkan Zat Yang Tak Terbatas. Itulah Pencipta, Tuhan. (b) Manusia dan alam semesta memiliki keseimbangan, keteraturan, harmoni, dan keindahan yang luar biasa; yang semua itu tidak mungkin terjadi serba kebetulan tanpa ada Zat Yang menciptakan dan mengendalikannya.

Adapun secara fitrah, ideologi ini jelas bertentangan dengan kenyataan bahwa dalam diri manusia ada naluri beragama (religiusitas), yang mendorongnya selalu cenderung untuk melakukan pengagungan/pemujaan kepada Zat Yang lebih tinggi dari dirinya; baik mereka akui atau tidak; baik yang mereka agungkan itu Tuhan Yang sebenarnya atau “Tuhan” palsu. Pada faktanya, orang-orang ateis hanya mengalihkan pengagungan itu (yang seharusnya kepada Tuhan) menjadi kepada manusia.

[2] Kapitalisme-Sekular
Dalam tinjauan nalar, pengakuan terhadap eksistensi Tuhan tetapi tidak otoritasnya untuk mengatur manusia adalah juga tidak rasional. Alasannya: (a) Pengingkaran atas otoritas itu telah melahirkan sikap manusia untuk membuat sendiri aturan bagi kehidupannya. Padahal manusia, sebagai makhluk, pada faktanya tidak bisa memahami hakikat dirinya sendiri. Yang tahu hakikat manusia adalah Pencipta-Nya, yakni Allah SWT. Apabila manusia tidak memahami hakikat dirinya sendiri, apalagi membuat aturan yang terbaik bagi dirinya. (b) Tuhan (dalam hal ini Allah SWT.) telah menurunkan wahyu-Nya, yakni al-Quran, melalui utusan (Rasul)-Nya untuk mengatur kehidupan manusia. Secara rasional, al-Quran dapat dibuktikan kebenarannya sebagai wahyu Allah. Karena itu, menjauhkan otoritas Tuhan Yang Mahatahu untuk mengatur kehidupan manusia adalah tidak rasional.

Adapun secara fitrah, manusia, ketika dibiarkan bebas membuat sendiri peraturan bagi kehidupannya, terbukti melahirkan banyak perbedaan, pertentangan, bahkan konflik. Peraturan yang dibuat juga sering berubah-ubah sesuai dengan kecenderungan dan hawa nafsu manusia. Lebih dari itu, fakta telah membuktikan bahwa peratuan–peraturan yang dibuat manusia (karena lebih didasarkan pada kecenderungan dan hawa nafsunya) telah melahirkan banyak ekses negatif, menciptakan banyak kerusakan, dan menimbulkan banyak kekacauan. Itulah yang terjadi seperti saat ini ketika hak membuat aturan/hukum diberikan kepada rakyat melalui mekanisme demokrasi.

[3] Islam
Dalam perspektif akal, pengakuan terhadap eksistensi Tuhan sekaligus otoritas-Nya untuk mengatur kehidupan manusia adalah rasional. Alasannya: (a) Pada faktanya, di samping akal dapat membuktikan secara benar bahwa Tuhan sang Pencipta, yakni Allah SWT. itu ada, akal pun dapat membuktikan bahwa Dia telah menurunkan wahyu-Nya berupa al-Quran kepada Rasul-Nya, yang kebenarannya sebagai wahyu bisa dibuktikan secara rasional. Di dalam al-Quran sendiri tidak akan ditemukan adanya pertentangan antar satu ayat dengan ayat lain, atau antar satu aturan dengan aturan lain, yang menunjukkan bahwa ia berasal dari Zat Yang Mahakuasa. (b) Sepanjang aturan-aturan al-Quran diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan manusia, terbukti bahwa ia mendatangkan rahmat bagi umat manusia seluruhnya. Ini adalah fakta sejarah yang pernah terjadi dan berjalan selama-berabad-abad sejak zaman Nabi saw. mendirikan Daulah Islamiyah di Madinah hingga keruntuhan Kekhilafahan Islam terakhir di Turki, yang diawali oleh banyaknya penyimpangan terhadap al-Quran yang dilakukan penguasa.

Adapun secara fitrah, pengakuan atas eksistensi Tuhan sekaligus otoritas-Nya untuk mengatur manusia sesuai dengan fitrah manusia yang serba terbatas, serba kurang, dan serba lemah; yang menjadikannya butuh pada yang lain. Keserbaterbatasan, keserbakurangan, dan keserbalemahan manusia ini pada faktanya membuktikan bahwa manusia membutuhkan berbagai peraturan bagi kehidupannya yang tidak berasal dari dirinya, tetapi bersumber dari al-Khalik, Tuhan Pencipta alam.

Kesimpulan
Walhasil, dari paparan di atas, secara nalar (rasio, akal) maupun fitrah, juga berdasarkan realitas sejarah manusia, terbukti bahwa hanya Islamlah satu-satunya ideologi yang rasional dan sesuai dengan fitrah manusia. Sebaliknya, Sosialisme-komunis dan Kapitalisme-sekular adalah ideologi yang tidak rasional dan bertentangan dengan fitrah manusia; di samping terbukti dalam sejarah telah menimbulkan banyak ekses negatif, kerusakan, dan kekacauan.

Sudah selayaknya kaum Muslim segera meninggalkan berbagai aturan yang berasal dari ideologi Sosialisme-komunis maupun Kapitalisme-sekular, yang nyata-nyata bertentangan dengan fitrah manusia, dan terbukti banyak menyengsarakan kehidupan umat manusia. Keengganan manusia untuk diatur dengan aturan-aturan Allah hanyalah merupakan bukti kesombongan, kelancangan, dan kekurangajaran dirinya di hadapan Penciptanya, Allah SWT., Zat Yang Mahatahu atas segala sesuatu. Jika kita tetap bertahan untuk berkubang dalam aturan-aturan buatan manusia dan tetap enggan diatur dengan aturan-aturan Allah, layaklah kita merenungkan kembali firman Allah SWT. berikut:
“Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki. Siapakah yang lebih baik hukumnya daripada Allah bagi orang-orang yang yakin?!” (QS al-Maidah [5]: 50).

Ya, sekali ini kita patut merenungkan: Adakah hukum/aturan yang lebih baik dibandingkan dengan hukum/aturan-aturan Allah?! Apakah hukum/aturan-aturan yang berasal dari ideologi Sosialisme-komunis dan Kapitalisme-sekular (yang notabene buatan manusia yang serba terbatas, serba kurang, dan serba lemah) yang lebih baik ataukah hukum/aturan-aturan Islam yang notabene buatan Allah Pencipta manusia Yang Mahatahu atas segala sesuatu?!

Lalu mengapa kita tetap betah berkubang dalam sistem/aturan yang berasal dari Kapitalisme-sekular yang terbukti buruk ini dan tidak segera beranjak menuju sistem/aturan yang bersumber dari ideologi Islam sebagai ideologi penebar rahmat?! Telah butakah mata dan kalbu kita?! Na‘ûdzu billah mindzâlik!

sumber: kompasiana.com


Klik menu BERANDA dan temukan info-info menarik lainnya mengenai Islam

Pangkal Masalah Kita Adalah Riba


Dalam satu haditsnya yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah sallallahu’alaihi wassalam bersabda, “Akan datang suatu masa ketika semua orang memakan riba. Mereka yang tidak mau makan riba pun pasti terkena debunya.” Masa itu adalah hari ini, dan itu artinya kita semua tengah terlibat dengan riba. Sebab, di masa ini, seluruh tata kehidupan kita telah bercampur dengan riba hingga kita tak bisa menghindarinya. Riba telah menjadi cara hidup kita. Perhatikanlah bagaimana kita menjalani kehidupan sehari-hari saat ini.
Untuk memiliki sebuah rumah, kendaraan, bahkan peralatan rumah tangga (tivi, perabot elektronik, mebel, dsb), pada umumnya, kita membayarnya dengan kredit berbunga. Sebab harga-harga kebutuhan hidup ini kalau harus dibeli secara tunai sudah semakin tidak terjangkau. Lebih dari itu, untuk kebutuhan sekunder pun, seperti untuk ongkos pendidikan dan biaya kesehatan, malah untuk kehidupan hari tua, kebanyakan kita mengandalkan layanan yang juga berbasis kredit berbunga. Entah namanya tunjangan atau asuransi, dana pensiun atau tabungan hari tua.
Bisakah kita menghindari riba, setidaknya debunya, ketika riba telah menggurita menjadi sistem? Untuk bepergian pun, apalagi kalau melewati jalan tol, Anda otomatis terlibat dengan sistem riba – karena ongkos tol dan pajak jalan yang kita bayarkan mengandung riba, sebab investasinya berasal dari kredit perbankan. Membeli bahan bakar dan gas pun mengandung riba. Menggunakan jasa listrik dan telepon tidak bersih dari riba. Bahkan seluruh layanan sosial yang disediakan oleh pemerintah pun, dalam bentuk apa pun, sesungguhnya dibiayai dari utang berbunga dari perbankan.
Bukankah untuk menggaji Pegawai Negeri Sipil, berserta segala tunjangan dan dana pensiunnya, pun pemerintah mengandalkan APBN (Anggaran Pendapaan dan Belanja Negara) yang berasal dari utang berbunga dari perbankan?

Sedangkan riba mengakibatkan kesengsaraan bagi semua orang. Allah , subhanahu wa ta’ala, menyatakan riba menyebabkan manusia “menganiaya dan dianiaya”. Riba membuat beban kehidupan menjadi semakin tidak tertanggungkan, biaya dan harga apa pun menjadi berlipat ganda. Sekali lagi perhatikan kenyataan di sekeliling kita: belum lama di masa lalu setiap keluarga secara relatif mudah dapat memiliki tanah dan sebuah rumah yang layak. Tapi, ketika tanah-tanah mulai dikuasai oleh para bankir melalui pengembang-pengembang, memiliki rumah menjadi kemewahan.

Dengan dalih menolong masyarakat para bankir menciptakan Kredit Perumahan Rakyat (KPR). Apa akibatnya? Justru harga rumah semakin tak terjangkau. KPR yang semula ditujukan untuk rumah bertipe 70, harus diturunkan untuk tipe 60, lantas untuk tipe 45, lalu tipe 36, dan kini semakin kecil lagi untuk tipe 21. Itu pun hanya bisa dibeli oleh sedikit orang, karena harganya yang semakin mahal.

Juga untuk biaya kesehatan dan pendidikan. Lagi-lagi dengan dalih membantu masyarakat untuk “meringankan” biaya jasa sosial ini para rentenir menciptakan berbagai bentuk kredit, asuransi, tunjangan, dan sejeisnya, yang semuanya berbasis pada utang berbunga. Lagi-lagi akibatnya adalah justru biaya kesehatan dan pendidikan semakin tidak terjangkau. Sebab, selain membayar ongkos untuk jasa pendidikan dan kesehatan itu sendiri, masih harus ditambah dengan biaya bunganya. Dan jangan lupa bunga itu adalah bunga berganda, berlipat-lipat dengan berjalannya waktu.

Sistem perbankan memastikan riba sekecil apa pun menjadi berlipat ganda. Pelipatgandaan ini bukan saja terjadi secara linier, pada utang berbunga yang secara langsung dikenakan oleh perbankan pada kredit yang dikeluarkannya, tetapi efek rentetan yang terjadi pada setiap transaksi yang mengandung utang berbunga, yang ditanggung oleh seluruh masyarakat dalam bentuk beban hidup yang semakin mahal. Maka dalam Al Qur’an Allah , subhanahu wa ta’ala, melarang pemraktekan riba dengan sangat keras.

Riba mempengaruhi semua sektor ekonomi riil karena melibatkan unsur cost of money, disebut bunga atau tidak, yang juga mematikan sejumlah sektor riil ini karena hambatan “biaya uang” tersebut. Akibat lanjutnya adalah tertutupnya kesempatan jutaan lapangan pekerjaan. Dalam prakteknya pinjam-meminjam uang berbunga ini merupakan kegiatan sewa-menyewa uang. Sehingga masyarakat tidak terdorong menginvestasikan uangnya ke sektor produktif. Berapa juta lapangan pekerjaan yang tertutup dengan uang masyarakat yang disewakan kepada perbankan atau lembaga keuangan nonbank, dengan bunga katakanlah 15%/tahun, misalnya, dibandingkan dengan bila uang-uang tersebut diproduktifkan dalam kegiatan ekonomi riil melalui skema bagi hasil, misalnya?

Ambillah contoh keadaan saat ini ketika perbankan – disebut bank konvensional atau bank syariah – maupun turunannya, termasuk BPRS (Bank Perkreditan Rakyat Syariah) dan BMT (Baitul Mal wa Tamwil), yang tidak lain adalah skama kredit mikro, mengenakan bunga atau cost of money pada pinjaman sebesar 15% tersebut di atas, maka kegiatan usaha produktif yang memberikan keuntungan kurang dari 15% dianggap tidak layak. Apa akibatnya? Banyak lapangan kerja yang tertutup dan ekonomi yang tidak efisien karena tambahan biaya akibat riba.

Belum lagi ditambahkan beban riba berbentuk aneka rupa pajak, yang juga berlapis-lapis adanya, mulai dari pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak bumi dan bangunan, pajak kendaraan, bea dan cukai, sampai bea materai. Akibat lanjutnya adalah harga barang dan jasa yang tidak bisa lagi murah, karena pertama-tama harus ditambahkan dengan harga sewa uang atau modal yang dipakai dalam menghasilkan barang dan jasa tersebut, serta pajak-pajak yang dikenakan atas seluruh proses produksi itu, pada produknya sendiri, bahkan pada prose jual-belinya. Denyut ekonomi kita adalah denyut riba. Kita menyebutnya sebagai sistem kapitalisme.

Jadi, akar persoalan kita adalah riba. Tapi, solusi yang ditawarkan pun, adalah riba berikutnya!
Dan, boleh jadi ini akan yang mengagetkan Anda, bahwa seluruh rangkaian sistem riba ini dimulai dari isi dompet kita sendiri, yakni keberadaan uang kertas. Kenyataan bahwa uang kertas adalah riba akan kita bahas secara lebih rinci di belakang nanti. Berikut kita pahami dulu posisi riba di hadapan Allah, subhanahu wa ta’ala, dan RasulNya salallahualaihi wassalam.
Dosa Riba Sesudah Syirik
http://i0.wp.com/wakalanusantara.com/images_content/insideriba02.jpg?w=620Kenyataan bahwa kita hidup di tengah samudra riba tidak boleh kita biarkan. Keterlibatan kita semua, sebagaimana Allah , subhanahu wa ta’ala, indikasikan dalam al Qur’an, adalah sebagai pelaku (menganiaya) sekaligus korban (dianiaya). Sistem riba adalah rantai kezaliman. Karena itu menjadi kewajiban setiap muslim untuk menghentikannya. Allah , subhanahu wa ta’ala, mengancam hukuman yang berat bagi para pelaku riba. Dosa yang harus kita tanggung karena keterlibatan kita dengan riba adalah dosa terbesar kedua sesudah syirik. Rasulullah sallallahu’alaihi wassalam telah menegaskan bahwa kedudukan mereka yang terlibat dengan riba – langsung atau tidak langsung – yaitu “yang membayarkan, yang menerima, yang mencatat, dan yang menyaksikannya” adalah sama (H.R. Muslim). Kita semua berdosa atasnya. Dan, ketahuilah, bahwa dosa karena riba ini tidaklah main-main.

Diriwayatkan oleh Ibnu Majah serta Baihaqi bahwa Abu Hurairah, semoga Allah meridhoinya, mengatakan bahwa Rasulullah, salallahu alaihi wassalam, mengatakan: “Riba terdiri atas 70 jenis yang berbeda-beda, yang paling ringan dosanya ialah setara dengan seorang lelaki bersetubuh dengan ibu kandungnya di Masjidil Haram.” Dalam riwayat lain oleh Ahmad dari Abdullah bin Hanzhalah dikatakan Rasulullah, salallahu alaihi wassalam, menyatakan: “Satu dirham riba, yang diterima oleh seorang lelaki dengan sepengetahuannya, lebih buruk dibanding berzina tiga puluh enam kali.”

Kalau dosa riba begitu besar, bagaimana hukuman bagi para pelakunya? Kembali Abu Hurairah (HR Ahmad, Ibnu Majah) meriwayatkan Rasulullah, salallahu alaihi wassalam, yang bersabda: “Pada malam aku naik ke surga aku mendatangi orang-orang yang perutnya sebesar rumah penuh dengan ular yang terlihat dari luar. Aku bertanya kepada Jibril siapa mereka dan dia menjawab bahwa mereka adalah orang-orang yang memakan riba.” Riwayat lain dari Samurah bin Jundab mangabarkan bahwa Rasulullah, salallahu alaihi wassalam, mengatakan bawa pemakan riba akan hidup dalam sungai darah.

Dalam hadis sahih dari Bukhari tersebut Rasul salallahu alaihi wassalam, mengatakan: “Semalam aku bermimpi melihat dua lelaki mendatangiku dan membawaku ke tempat suci lalu dari sana kami melanjutkan perjalanan hingga ke sebatang sungai darah, di sana ada seorang lelaki berdiri di tengahnya dan di satu tepiannya berdiri seorang lelaki dengan batu-batu di tangannya. Lelaki yang berada di tengah sungai mencoba untuk keluar tetapi lelaki satunya melemparkan sebuah batu ke dalam mulutnya dan memaksanya kembali ke tempat semula. Setiap kali dia mencoba untuk keluar dari sungai tersebut setiap kali pula lelaki yang lain melemparkan sebuah batu ke dalam mulutnya yang memaksanya kembali ke tengah sungai. Aku bertanya: ‘Siapa orang ini?’ Aku diberi jawaban: ‘Orang yang berada di tengah sungai ialah orang yang memakan riba.’”

Mengapa semua berdosa dan dosanya begitu besar?
Sudah dijelaskan sebelumnya riba menyebabkan manusia saling menganiaya dan menjadikan kehidupan kita tidak lagi sesuai dengan fitrah. Seorang dokter terpaksa mengenakan tarif yang sangat mahal kepada pasien, karena untuk menjadi seorang dokter dia harus membayar sangat mahal untuk pendidikannya. Biaya sekolah bulanan (SPP) tinggi karena tidak hanya dipakai untuk membiayai ongkos belajar-mengajar tetapi juga untuk mengembalikan kredit investasinya. Gedung dan peralatan rumah sakit pun dibiayai oleh para bankir dengan bunga berbunga. Pagawai negeri terpaksa korupsi karena gajinya tak mencukupi. Banyak kehidupan suami-istri tidak tentram akibat terlilit utang. Penagih utang (debt collector) menjadi profesi yang sangat dibutuhkan saat ini. Belakangan kita acap mendengar berita seorang ibu atau ayah yang melakukan bunuh diri akibat tidak tahan menanggung biaya hidup.

Itu sebabnya Allah , subhanahu wa ta’ala, mengancam para pelaku riba dengan hukuman “menghuni neraka, kekal di dalamnya” (QS: 2: 275). Orang-orang yang terlibat dengan riba, dan untuk saat sekarang itu berarti hampir semua orang, disebutkan oleh Allah , subhanahu wa ta’ala, sebagai “tidak dapat berdiri dengan tegak, melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan lantaran penyakit gila.” (QS: 2:276). Ya, betul sekali, “seperti kerasukan setan dan berpenyakit gila”, bukankah itu yang kita alami saat ini? Semua orang hidupnya gelisah, khawatir dengan masa depan, tidak berani menghadapi hidup, menjadi kikir dan bakhil serta enggan bersedekah, egois dan tidak peduli dengan orang lain, bahkan saling membunuh. Namun, justru karena itu pulalah, industri riba – asuransi, kredit, tunjangan pensiun, dan lain sebagainya semakin merajalela. Psikosis massal diperlukan bagi suburnya industri riba ini.

Sedemikian luas dan halusnya sistem riba ini melingkungi hidup kita, sampai-sampai kita tidak dapat membedakan lagi, mana yang riba dan mana yang bukan. Allah , subhanahu wa ta’ala, menyatakan bahwa mereka yang memakan riba itu bahkan telah menyatakan “riba sama dengan berdagang.” (QS: 2:278). Berbagai komoditas, mulai dari rumah sampai rice cooker, mobil sampai sepeda motor – baru maupun bekas – tidak lagi diperdagangkan secara halal, tetapi sekadar dijadikan alat untuk bermain riba. Bahkan, alat tukar yang kita gunakan pun, uang kertas bernama rupiah atau dolar atau ringgit, adalah instrumen riba.
Tetapi bagi kita, orang-orang beriman, bukan tidak ada jalan keluarnya. Allah , subhanahu wa ta’ala, mengharamkan riba, tapi menghalalkan perdagangan. Lagi pula, Allah , subhanahu wa ta’ala, menyatakan bahwa pada akhirnya (hasil) riba akan dimusnahkannya, “Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.” (QS:2:276). Harta riba itu bisa jadi dimusnahkan secara keseluruhan dari tangan pemiliknya ataupun dihilangkan berkah dari harta tersebut sehingga pemiliknya tidak dapat mengambil manfaatnya. Allah Subhanahu wa ta’ala juga berfirman: “Apa yg kalian datangkan dari riba guna menambah harta manusia maka sebenarnya riba itu tidak menambah harta di sisi Allah.” Rasul sallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda: “Tidak ada seorang pun yang banyak terlibat riba kecuali akhir dari perkaranya adalah harta yang menjadi sedikit.”

Begitulah riba pada akhirnya harus musnah. Kita mentaati perintah untuk meninggalkannya atau membangkangnya Allah , subhanahu wa ta’ala, memastikan keruntuhannya. Dalam bahasa yang sangat tegas Allah , subhanahu wa ta’ala, dan Rasul-Nya menyatakan perang atas riba (QS: 2:279). Dan peperangan atas sistem riba ini telah mulai kita lihat wujudnya dalam peristiwa-peristiwa yang kita kenali sebagai “krisis finansial” atau “krisis moneter”, yang kini terjadi di mana-mana.

sumber:  islampos.com


Klik menu BERANDA dan temukan info-info menarik lainnya mengenai Islam

Pola Hidup Sehat Ala Rasulullah


Hidup sehat merupakan idaman semua manusia, dengan hidup sehat manusia dapat menjalankan aktifitas sehari-harinya dengan baik dan lancar. Oleh sebab itu banyak sekali yang mencari tips-tips pola hidup sehat di Internet. Nah, karena itulah kali ini saya akan memberikan beberapa tips pola hidup sehat ala Rasulullah SAW. Langsung aja ya, berikut ini beberapa pola hidup sehat dan pola makan sehat ala Rasulullah SAW :

1.  Rasulullah menyarankan jangan makan buah setelah makan nasi. Sebaliknya makanlah buah terlebih dahulu, baru makan nasi.
Alasannya menurut kami Pola Hidup Sehat Ala Rasulullah, manfaatnya supaya porsi makan kita ga “berlebihan”. Serat pada buah membuat kita merasa kenyang, sehingga kita tidak lagi merasa terlalu lapar.

2.    Tidur 1 jam setelah makan tengah hari.
Karena tidur siang sebentar setelah makan siang itu sangatlah menyenangkan. Hehehe, ada alasan lain kok. Dengan tidur (bentar aja), otak dan badan akan beristirahat dari aktivitas sedari pagi. Tubuh jadi bisa menyerap dengan baik nutrisi yang kita asup. Sehingga saat bangun, tubuh sudah kembali segar dan punya bensin buat kerja lagi sesuai Pola Hidup Sehat Ala Rasulullah.

3.    Jangan sesekali tinggal makan malam, barang siapa yang tinggal makan malam dia akan dimakan usia dan kolesterol dalam badan akan berganda.
Nah yang ini saya bingung. Setahu saya ini berlawanan dengan teori diet pada umumnya yang menganjurkan kita menghindari makan malam. Nah, buat yang tahu kenapa, sharing dong ya.

4.    Berikut ini daftar makanan yang dilarang dimakan bersamaan menurut Pola Hidup Sehat Ala Rasulullah :
Tidak makan SUSU bersama DAGING
Tidak makan DAGING bersama IKAN
TIdak makan IKAN bersama SUSU
Tidak makan AYAM bersama SUSU
Tidak makan IKAN bersama TELUR
Tidak makan IKAN bersama DAUN SALAD
Tidak makan SUSU bersama CUKA
Tidak makan BUAH bersama SUSU
Dalam daging ayam mengandung ion+, sedangkan dalam ikan mengandung ion-, jika keduanya dikonsumsi bersamaan maka akan terjadi reaksi biokimia yang dapat merusak usus kita. Kalau yang lainnya belum ketemu teorinya.

5.    Mandi Pagi Sebelum Subuh, sekurang-kurangnya sejam sebelum matahati terbit. Kabarnya air sejuk yang meresap kedalam badan dapat mengurangi penimbunan lemak.

Nah itulah tadi sedikit Tips Pola Hidup Sehat Ala Rasulullah yang patut kita tiru agar hidup kita selalu sehat. Oke jika ada pertanyaan silahkan beritahukan melalui kotak komentar dibawah ini. Ayo kita wujudkan Pola Hidup Sehat Ala Rasulullah


Sumber : Love Islam Info
 Klik menu BERANDA dan temukan info-info menarik lainnya mengenai Islam

Manfaat Sujud dalam Sholat bagi Kesehatan


Mungkin banyak di kalangan umat Islam tidak sadar mengenai berbagai hikmah yang tersembunyi ketika sujud. Padahal, kita perlu sadari bahwa tiada sesuatu pun ciptaan dan perintah Allah SWT yang sia-sia, malah setiap ciptaan dan perintah itu mempunyai kelebihan yang selalu tidak terjangkau oleh akal manusia. Kita diperintahkan untuk shalat, dan di dalam shalat kita terdapat gerakan-gerakan yang sudah ditentukan oleh Allah. Allah yang telah menciptakan kita, maka hanya Dia lah yang Maha Mengetahui bagaimana tubuh kita dan bagaimana cara merawatnya. Manusia melakukan sujud dalam dua bentuk, yaitu sujud fisik seperti ketika sholat dan sujud spiritual berbentuk ketaatan kepada perintah Allah SWT dan menjauhi larangan Nya. Ulama mengatakan sujud ketika sholat adalah waktu dimana manusia berada paling hampir dekat dengan Allah SWT dan mereka menyarankan kita untuk bersujud lebih lama.

 Dr Fidelma O'Leary, Phd Neuroscience dari St Edward's University, mendapati fakta mengenai manfaat sujud bagi kesehatan. Dalam kajiannya ditemukan ada beberapa urat syaraf di dalam otak manusia yang tidak dimasuki darah, dan urat ini baru bisa dimasuki darah pada saat manusia sujud. Tetapi urat saraf ini hanya memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja, yaitu pada waktu-waktu shalat yang telah ditetapkan (subuh, zuhur, ashar, maghrib, 'isya). Pada saat sujud, pembuluh darah nadi balik, dikunci di pangkal paha, sehingga tekanan darah akan lebih banyak dialirkan kembali ke jantung dan dipompa ke kepala. Posisi sujud adalah cara yang maksimal untuk mengalirkan darah dan oksigen ke otak dan anggota tubuh ke kepala. Subhanallah... Jadi, siapa yang tidak shalat, maka urat ini tidak menerima darah, sehingga otaknya tidak berfungsi secara normal. Karena letak otak di atas jantung, maka kata Prof Hembing, jantung hanya mampu membekalkan 20% darah ke otak manusia, jadi dibantu dengan sujud yang lebih lama agar menambah kekuatan aliran darah ke otak (Nabi SAW menyuruh agar kita sujud lama-lama di raka'at terakhir, sambil banyak meminta semua keinginan kita).

Manfa'at sujud bagi kesehatan di antaranya adalah:
1. Organ terpenting yaitu otak, yang merupakan pusat pengatur dari seluruh kegiatan manusia akan menerima banyak asupan darah dan oksigen melalui sujud. Hal ini akan menghindarkan pusing dan migrain, menajamkan akal pikiran (peka), meningkatkan mentalitas seseorang. Selain itu juga membuat pembuluh darah halus di otak mendapat tekanan lebih, sehingga bisa mencegah stroke

2. Teknik terbaik untuk membongkar sumbatan pembuluh darah jantung sehingga mencegah penyakit jantung koroner

3. Melegakan sistem pernapasan

4. Kebiasaan sujud menyebabkan tubuh dapat mengembalikan serta mempertahankan organ-organ perut pada tempatnya kembali

5. Sujud memberi menguntungkan kepada wanita karena dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila, otot perut telah berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami ia justru lebih elastis.

6. Memperbaiki posisi bayi sungsang

7. Mengurangi sakit saat haid

8. Menggerakkan otot bahu, dada, leher, perut serta punggung ketika akan sujud dan bangun dari sujud. Pergerakan otot ini akan menjadikan otot lebih kuat dan elastis, juga akan memperlancar peredaran darah

9. Memberi kemudahan untuk tidur

10. Mampu mengurangi kegemukan

11. Memudahkan wanita saat menyusui bayinya

12. Dari segi psikologi pula, sujud membuatkan kita merasa rendah diri di hadapan Yang Maha Pencipta, Allah SWT, sekaligus mengikis sifat sombong, riya, dan sebagainya.

Subhanallah, begitu banyak manfaat dari sujud bagi kesehatan tubuh kita, tentunya hanya Allah SWT Sang Maha Pencipta yang benar-benar mengetahui apa saja yang terbaik bagi hamba-hambanya

Sumber :
unikdong.blogspot.com
arumsekartadji.wordpress.com


Love Islam Info
Klik menu BERANDA dan temukan info-info menarik lainnya mengenai Islam

Bahaya Fluoride dalam Pasta Gigi dan Air Minum


Fluorida di pasta gigi dan air mineral yang dianggap memperkuat gigi adalah BOHONG SEMATA.

Berikut pernyataan beberapa pakar yang telah melakukan penelitian:
1. Robert Carlton,Ph. D, mantan ilmuwan EPA AS di ‘Marketplace’ Perusahaan Broadcast Canada, pd 24 November 1992 : fluoridasi adalah KASUS PENIPUAN ILMIAH TERBESAR DI ABAD INI! 

2. Prof. Albert Schatz Ph.D. (Ahli Mikrobiologi), penemu Streptomycin dan pemenang nobel: fluoridasi adalah PENIPUAN TERJAHAT untuk mengeruk keuntungan yg pernah dilakukan dan itu menelan korban lebih banyak daripada bentuk penipuan lainnya.

3. Dr. Mullenix, juga salah satu yang meneliti & mempublikasikan bahaya FLOURIDE kepada publik. Dimana atas riset yg dia lakukan ia dipecat dari FORSYTH DENTAL CENTER dan kehilangan semua izin risetnya.

Di AS, 66% cadangan air minum warga telah dicampuri zat ini secara sengaja. Di Indonesia, air minum berfluoride sudah diproduksi massal yaitu oleh DANONE dengan produk yang sudah mendarah daging di pikiran bawah sadar masyarakat, AQUA.

DANONE merupakan salah satu perusahaan yang paling setia kepada negara Israel sehingga di anugerahi jubilee award (jubilee award adalah penghargaan tertinggi yang diberikan oleh zionis yahudi kepada kelompok/ perorangan/ pengusaha/ perusahaan yang dalam kurun waktu yang lama telah membantu dan mendonasikan profit usahanya kepada zionis yahudi) pada tahun 1998. Dan ini merupakan salah satu produk dari agenda kelompok ELIT HITAM dunia yang ingin mengurangi 93% populasi penduduk dunia secara jangka panjang dengan memasukkan senyawa FLOURIDE ke dalam air minum di seluruh dunia.

Berikut kutipan dari website resmi Aqua:
Kesehatan tubuh tergantung pada berbagai aspek, salah satu aspek penting adalah pemenuhan mikronutrisi, yaitu vitamin dan mineral. Kecukupan vitamin telah menjadi hal yang diperhatikan, kini berbagai vitamin ditemukan dalam bentuk instan (pil dan tablet). Sedangkan mineral, hingga kini belum lengkap dibuat dalam bentuk instan. Hanya mineral utama, seperti; kalsium atau zat besi yang bisa ditemukan pilnya. Padahal masih banyak mineral yang tak kalah pentingnya dibutuhkan oleh tubuh, seperti; yodium, kalium, atau FLUORIDE.

Untuk lebih yakin, silahkan anda mencoba menyiram air Aqua ke tanaman setiap hari dan bedakan dengan tanaman yang di siram air tanah. Maka tanaman yang di siram aqua akan mati kering seperti hangus.

Beberapa bahaya fluoride terhadap kesehatan:
•Keropos gigi yang disebut fluorosis.
•Kerusakan pada sistem saraf.
•Kebutaan
•Penyakit Alzheimer.
•Kemandulan.
•Osteoporosis (keropos tulang),
•Penggunaan fluoride selama masa kehamilan hingga setahun meningkatkan 1% ketidakmampuan belajar pada anak-anak.
•Berpengaruh negatif pada sistem kekebalan tubuh.


Sumber : Love Islam Info
 Klik menu BERANDA dan temukan info-info menarik lainnya mengenai Islam

7 LANGKAH PENCEGAHAN MANUSIA MASUK ISLAM MELALUI PEMALINGAN PERHATIAN


1. Jauhkan pergaulan anak dari pusat pendidikan dan pengajaran Islam melalui pementasan berbagai bentuk hiburan dan tontonan bagi telinga maupun bagi mata.

2. Jauhkan pergaulan orang dewasa dari pusat pendidikan dan pengajaran Islam melalui pementasan berbagai bentuk hiburan, pemadatan jadwal olah raga, jadwal dan jam kerja, kerja industri, acara pertemuan seminar dan wisata.

3. Persulit terjadinya pertemuan masyarakat untuk membahas ilmu agama melalui acara selamatan, ulang tahun, pesta adat dan latihan seni suara dan musik.

4. Berikan kepada mereka kebebasan berbicara dan berpendapat sehingga mereka berbicara masalah agama berdasarkan pendapat dan pikirannya.

5. Angkat masalah hak azasi kepermukaan sehingga mereka merasa bebas melakukan sesuatu sekehendaknya dan tidak terikat dan malu sesama.

6. Gubah selera orang agar membanggakan hasil karyanya dan hasil penemuannya sendiri. Hargai mereka dengan penghargaan seremonial, sehingga mereka terpicu untuk mencari penemuan baru dan menciptakan produk baru dan tak memperhatikan perintah Tuhan mereka.

7. Seret orang ke arah kebutuhan konsumtif, monopoli sumber produksinya. Monopoli pasar barang konsumtif dengan cara simultan. Timbun barang yang sangat dibutuhkan orang. Simpan logam mulia dan uang pada bank swasta.
Persulit perkreditan dengan persyaratan ketat dan tawari pinjaman dan kerjasama sehingga mereka bergantung dalam segala aspek, dengan demikian mereka dapat diarahkan kepada kehendak kita.

Teori konsep dan cara pencegahan ini sangat efektif bagi Negara berhukum non Islam, baik yang umat Islamnya telah bersatu dan pemimpin intern, lebih-lebih bagi umat Islam yang belum pernah bersatu dan berpemimpin intern dan berada di negara-negara berhukum non Islam. Indikasi keberhasilan teori ini diperlihatkan dengan keadaan umat sebagai berikut :

1. Umat Islam geraknya tak tentu arah, dan berserakan pada berbagai institusi, misalnya di Lembaga dan pegawai Negara, diberbagai Orpol, Ormas, Yayasan dan kegiatan pada aspek kecil sampai pada pernyataan bahwa “masalah agama adalah masalah pribadi”

2. Umat Islam di suatu Negara tidak memiliki pemimpin intern, tak jelas jenjang kepemimpinan-nya, tak jelas jumlah umatnya, tak jelas asnafnya, tak jelas jumlah ulamanya, tak jelas tugas wewenang dan tanggung jawabnya.

3. Umat Islam di suatu Negara tidak memiliki jumlah ulama, tak memiliki kurikulum, tak memiliki masalah bersama dan tidak dapat memecahkan masalah secara bersama.

4. Umat Islam terpecah pada beberapa istilah (di Indonesia ada : ulama, ustadz, mubaligh, da`i, tokoh Islam, cendekiawan muslim, guru agama, mualim dsb). Tidak jelas apa yang digarap dan tidak jelas wilayah tugas, wewenang dan tanggung jawabnya, senang diundang, senang dipentas dipermukaan.

5. Umat Islam disuatu Negara tidak memiliki program, tak memiliki dana bersama, tak jelas sumber dananya.

6. Umat Islam disuatu Negara bergerak dibidang kajian masalah dan bukan melakukan uji masalah.

7. Umat Islam disuatu Negara, bergabung pada situasi senang membaca sejarah dan tidak mau menjadi pelaku sejarah.

Sumber: dari seorang Yahudi yang terlibat dalam program ini, kemudian mendapat hidayah Allah untuk memeluk Islam


Sumber : Love Islam Info
 Klik menu BERANDA dan temukan info-info menarik lainnya mengenai Islam

Pemaparan Resolusi PayTren 2016

1. Grand Lounching dengan judul PayTren Vaganza akan dilaksanakan di TV One pada tanggal 27 maret 2016. Dan seminggu sekali rutin puku...