alaupun ilmu pengendalian udaranya sangat bagus, namun dia masih
butuh banyak waktu untuk bisa menguasai semuanya, Tapi aku yakin, Aang dapat menyelamatkan
dunia".
Hmmm,... Sobat muda, kamu tentu udah nggak asing dengan cerita di awal tadi. Masih ingat gak? Hayoo.., cerita apa coba? Dapet 100 deh kalo kamu bisa jawab? Yang pasti bukan cerita si Kabayan cari Nyi Iteung atawa cerita Si Kardun dan si Aang. Tapi, “Itu mah cerita Avatar the Last Air Bender legend atawa Avatar si Pengendali Udara!” Yup, bagi kamu yang menjawab seperti itu 100 deh, hadiah cepeannya minta aja ama temen kamu...kalo kita lagi nggak punya recehan neh... (ups.. emangnya tukang ngamen) he..he...
Hmmm,... Sobat muda, kamu tentu udah nggak asing dengan cerita di awal tadi. Masih ingat gak? Hayoo.., cerita apa coba? Dapet 100 deh kalo kamu bisa jawab? Yang pasti bukan cerita si Kabayan cari Nyi Iteung atawa cerita Si Kardun dan si Aang. Tapi, “Itu mah cerita Avatar the Last Air Bender legend atawa Avatar si Pengendali Udara!” Yup, bagi kamu yang menjawab seperti itu 100 deh, hadiah cepeannya minta aja ama temen kamu...kalo kita lagi nggak punya recehan neh... (ups.. emangnya tukang ngamen) he..he...
Oke deh kalo begitu! Kamu udah kenal kan cerita film kartun Avatar? Yang doyan kartun pastilah tahu. Soalnya film kartun yang satu ini berulang kali ditayangin di salah satu stasiun televisi di negeri ini. Di sini kita nggak bakalan ngomongin tentang gimana hebatnya si AvataR. Pokoke bagi kamu yang udah nonton, pasti sudah tahu. Hebat lah si Aang tuh, masih kecil tapi jagoan, nguasai semua ilmu beladiri. Apalagi disebut di awal, dia sebagai penyelamat dunia.
Cuma cerita singkatnya aja neh, Dalam episode "The Boy in the Iceberg," dua remaja dari Suku Air Selatan yang bernama Katara – seorang pengendali air – dan kakaknya yang bernama Sokka, menemukan Aang dalam sebuah bongkahan es, kemudian mereka membebaskannya. Aang adalah seorang bocah pengendali udara yang merupakan seorang Avatar. Seratus tahunan remaja Aang terkurung di dalam bongkahan es, setelah ia bertemu dengan badai saat dirinya kabur dari Kuil Udara selatan karena ia merasa kebingungan dan tertekan setelah dia diberitahu akan terjadi perang antar bangsa, sehingga seorang Avatar dibutuhkan.
Dari penjelasan, kedua kakak beradik itu Aang tahu bahwa selama ia menghilang, ketakutan para pendahulunya akan terjadinya perang telah menjadi kenyataan. Bertahun-tahun selama ia kabur, Negara Api yang menjadi rumah para pengendali api, mengadakan perang menggempur tiga bangsa lainnya, yaitu Kerajaan Bumi, Suku Air, dan Pengembara Udara. Seluruh kuil udara dihancurkan, termasuk Pengembara Udara, semuanya dibantai supaya Avatar tidak bisa datang lagi. Hal itu menyebabkan Aang menjadi pengendali udara terakhir di muka bumi. Karena dia seorang Avatar, sudah merupakan kewajibannya untuk mempelajari pengendalian empat unsur, agar bisa mengalahkan Raja Api dan membawa kembali kedamaian dan keharmonisan di muka bumi. Untuk memikul tugas tersebut, Aang ditemani oleh Katara dan Sokka, bersama dengan dua hewan peliharaannya – Momo dan Appa – untuk mencari ahli pengendalian unsur-unsur dan belajar untuk menjadi seorang Avatar, dan pada saat yang sama mereka harus menghindari upaya penangkapan oleh pihak Negara Api (Lihat wikipedia, Avatar: The Legend of Aang).
Avatar v.s Caliphate = Mirip!
Sobat muda, tahu gak?
“Nggak...!!!” Ya, iyalah wong kita belum ngasih tahu...Ckk...ckckkk. Begini,
Secara garis besar, terlepas dari adanya pengaruh unsur-unsur budaya tertentu,
cerita Avatar ini hampir mirip lho dengan sejarah dan realitas umat Islam.
Maksud lho? Bisa jadi, pengarang cerita ini tahu banget atau juga terinspirasi
dari sejarah perjalanan umat Islam hingga saat ini. Melihat cerita Avatar
tersebut, kita sebagai seorang pemuda Muslim jadi teringat dengan pemimpin umat
yang mustinya ada sebagai pelindung umatnya.
Coba aja kamu simak paparan Katara pada setiap awal episode di cerita Avatar tersebut. “Air, Api, Tanah, dan Udara, dahulu keempat negara hidup dengan damai, namun semuanya berubah saat negara api menyerang. Hanya Avatar yang mampu mengendalikan keempat elemen yang dapat menghentikannya.” Kenapa sih dulunya bangsa-bangsa tersebut damai? Tentu saja hal itu terjadi karena memang mereka hidup di bawah kepemimpinan seorang Avatar dan tidak ada satu pun negara yang serakah. Tetapi dengan kesombongan dan kecongkakkannya, negara api menyerang negara-negara lainnya. Akhirnya, kedamaian pun hilang. Yang ada hanyalah pembunuhan, penyiksaan, ketamakan kesewenang-wenangan, penahanan, dan kerusakkan lainnya.
Di cerita Avatar itu pun disebutkan bahwa semua kerusakkan tersebut hanya dapat dihentikan oleh seseorang yang disebut dengan Avatar. Memang sih sejak dahulu, Avatar senantiasa ada. Setiap kali Avatar yang satu mangkat, selalu digantikan oleh Avatar berikutnya. Avatar adalah seorang penyelamat dunia. Dialah yang mampu menyatukan kembali bangsa Air, Api, Tanah dan Udara. Tetapi, ketika kedamaian itu tidak ada, seorang Avatar yang dibutuhkan tersebut ternyata menghilang. Yang akhirnya, derita yang menimpa bangsa Air dan bangsa Tanah terus berlangsung. “Namun saat dunia membutuhkannya dia menghilang.
Sobat, mirip gak sih cerita Avatar itu dengan cerita realitas atau kenyataan kita? Ini sangat mirip lho dengan apa yang menimpa dunia Islam hari ini. Sumpeh lho, biar dikasih duit pun.... Hah... !! Kalo boleh neh kita mengubah cerita awal tersebut dengan versi nyata dunia Islam, bunyinya jadi begini, “Dahulu kala, negeri-negeri bersatu dari Spanyol hingga Melayu hidup dengan kedamaian dan kebahagiaan. Namun, semuanya berubah setelah kaum kafir menyerang.”
Bener kan, dulu kita umat Islam, dari mulai Spanyol hingga nusantara ini bersatu padu di bawah satu kepemimpinan yang menyatukan mereka, yakni Khilafah. Seorang Khalifah, pempimpin negara Khilafah, telah menjadi payung dan perisai pelindung umat. Umat ini berwibawa dan disegani saat kita hidup di bawah naungan Khilafah. Islam pernah menguasai hampir 2/3 dunia. Demikian pula, awal mula peradaban mulia itu diawali oleh Islam. Termasuk di dalamnya dalam penguasa sains dan teknologi yang meningspirasi dunia Barat. Dunia mengakui hal ini. Sumpeh lho...! Kamu nggak percaya? Simak aja pengakuan seorang pentolan di sebuah perusahan komputer ternama di dunia. Carly Fiorina, CEO Hewlett-Packard (HP), menulis:
“Dulu pernah ada sebuah peradaban yang paling besar di dunia. Peradaban itu mampu menghasilkan sebuah negara super yang membentang dari samudera ke samudera, dari daerah sub-tropik hingga ke daerah tropik dan gurun. Dalam wilayah kekuasaannya, tinggal ratusan juta warganya, yang tediri dari berbagai kepercayaan dan bangsa. Salah satu dari sekian banyak bahasanya menjadi bahasa universal dan menjadi jembatan penghubung antar warganya yang tinggal di berbagai negeri. Tentaranya tersusun dari orang-orang yang berlainan kebangsaanya. Kekuatan militernya mampu memberikan kedamaian dan kesejahteraan yang belum pernah ada sebelumnya. Jangkauan armada perdaganganya membentang dari Amerika Latin sampai ke Cina, serta daerah-daerah yang berada di antara keduanya.
Kemajuan peradaban ini sangat ditentukan oleh berbagai penemuan yang diraih oleh para pakarnya. Para arsiteknya mampu mendesain bangunan melawan hukum gravitasi. Para pakar matematikanya menciptakan aljabar; juga algoritma yang menjadi pengembangan teknologi komputer dan penyusunan bahasa komputer, para dokternya mempelajari tubuh manusia hingga mampu menemukan berbagai obat untuk menyembuhkan beraneka ragam penyakit. Para pakar astronomiya mengamati langit, memberikan nama bintang-bintang, serta merintis teori seputar perjalanan dan penelitian ruang angkasa. Ketika bangsa-bangsa lain khawatir terhadap munculnya berbagai pemikiran, peradaban ini justru memacu kemunculan beraneka ragam ide dan gagasan. Ketika pemberangusan seringkali mengancam keberadaan ilmu pengetahuan, peradaban ini justru melindungi, mempertahankan, serta menyampaikannya kepada umat-umat lain.
Peradaban barat modern mendapatkan banyak manfaat dari kemajuan ini. Peradaban yang saya maksudkan adalah dunia Islam dari tahun 800 M sampai dengan 1600 M, termasuk di dalamnya wilayah Negara Khilafah Utsmaniyah, Baghdad, Damaskus dan Kairo; demikian pula masa-masa para pemimpin yang cemerlang, seperti Khalifah Sulaiman yang perkasa.......”Nah lho!
Tetapi semuanya kini berubah. Setelah perencanaan yang panjang akhirnya, Barat berhasil merubuhkan kekuatan umat Islam. Tepatnya pada tanggal 3 Maret 1924, institusi pemersatu umat itu dibubarkan oleh seorang pengkhianat yang bernama Mustafa Kemal Pasha at-Turk. Sejak itulah, dunia Islam memburam. Barat menyuntikkan senjata racun yang mematikan kepada tubuh umat Islam, termasuk generasi muda. Senjata ini pula yang telah digunakan oleh barat dalam membunuh Khilafah tersebut. Senjata yang dimaksudkan adalah ide-ide Barat yang hingga kini terus menerus dipaksakan kepada generasi muda muslim, seperti ide kebebasan, hak asasi manusia, nasionalisme, sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan), demokrasi, dan ide-ide busuk lainnya.
Ketika kaum Muslim tidak lagi berada dalam pangkuan Khilafah, satu demi satu negeri kaum Muslim terpecah belah, yang disekat-sekat oleh ikatan semu nasionalisme. Dengan begitu Barat leluasa menjajah negeri-negeri kaum Muslim bahkan hingga hari ini. Saudara-saudara kita di Palestina, Afghanistan, Pakistan, Kashmir, dan negeri-negeri lainnya menjerit meminta pertolongan. Mereka dibunuhi, tanahnya dirampas, sumber daya alamnya dijarah dan dijajah oleh kaum kafir penjajah. Mirip gak sih dengan cerita Avatar? So pasti lah... Jika di film Avatar, yang jahatnya adalah si Raja Api, maka hari ini, raja Api itu adalah ibarat Amerika Serakah (AS) yang terus menerus hingga kini menjajah negeri-negeri kaum Muslim. Anehnya, sang raja penjajah tersebut malah akan menjadi tamu di negeri ini? Weleh..weleh rek...!
Coba aja kamu simak paparan Katara pada setiap awal episode di cerita Avatar tersebut. “Air, Api, Tanah, dan Udara, dahulu keempat negara hidup dengan damai, namun semuanya berubah saat negara api menyerang. Hanya Avatar yang mampu mengendalikan keempat elemen yang dapat menghentikannya.” Kenapa sih dulunya bangsa-bangsa tersebut damai? Tentu saja hal itu terjadi karena memang mereka hidup di bawah kepemimpinan seorang Avatar dan tidak ada satu pun negara yang serakah. Tetapi dengan kesombongan dan kecongkakkannya, negara api menyerang negara-negara lainnya. Akhirnya, kedamaian pun hilang. Yang ada hanyalah pembunuhan, penyiksaan, ketamakan kesewenang-wenangan, penahanan, dan kerusakkan lainnya.
Di cerita Avatar itu pun disebutkan bahwa semua kerusakkan tersebut hanya dapat dihentikan oleh seseorang yang disebut dengan Avatar. Memang sih sejak dahulu, Avatar senantiasa ada. Setiap kali Avatar yang satu mangkat, selalu digantikan oleh Avatar berikutnya. Avatar adalah seorang penyelamat dunia. Dialah yang mampu menyatukan kembali bangsa Air, Api, Tanah dan Udara. Tetapi, ketika kedamaian itu tidak ada, seorang Avatar yang dibutuhkan tersebut ternyata menghilang. Yang akhirnya, derita yang menimpa bangsa Air dan bangsa Tanah terus berlangsung. “Namun saat dunia membutuhkannya dia menghilang.
Sobat, mirip gak sih cerita Avatar itu dengan cerita realitas atau kenyataan kita? Ini sangat mirip lho dengan apa yang menimpa dunia Islam hari ini. Sumpeh lho, biar dikasih duit pun.... Hah... !! Kalo boleh neh kita mengubah cerita awal tersebut dengan versi nyata dunia Islam, bunyinya jadi begini, “Dahulu kala, negeri-negeri bersatu dari Spanyol hingga Melayu hidup dengan kedamaian dan kebahagiaan. Namun, semuanya berubah setelah kaum kafir menyerang.”
Bener kan, dulu kita umat Islam, dari mulai Spanyol hingga nusantara ini bersatu padu di bawah satu kepemimpinan yang menyatukan mereka, yakni Khilafah. Seorang Khalifah, pempimpin negara Khilafah, telah menjadi payung dan perisai pelindung umat. Umat ini berwibawa dan disegani saat kita hidup di bawah naungan Khilafah. Islam pernah menguasai hampir 2/3 dunia. Demikian pula, awal mula peradaban mulia itu diawali oleh Islam. Termasuk di dalamnya dalam penguasa sains dan teknologi yang meningspirasi dunia Barat. Dunia mengakui hal ini. Sumpeh lho...! Kamu nggak percaya? Simak aja pengakuan seorang pentolan di sebuah perusahan komputer ternama di dunia. Carly Fiorina, CEO Hewlett-Packard (HP), menulis:
“Dulu pernah ada sebuah peradaban yang paling besar di dunia. Peradaban itu mampu menghasilkan sebuah negara super yang membentang dari samudera ke samudera, dari daerah sub-tropik hingga ke daerah tropik dan gurun. Dalam wilayah kekuasaannya, tinggal ratusan juta warganya, yang tediri dari berbagai kepercayaan dan bangsa. Salah satu dari sekian banyak bahasanya menjadi bahasa universal dan menjadi jembatan penghubung antar warganya yang tinggal di berbagai negeri. Tentaranya tersusun dari orang-orang yang berlainan kebangsaanya. Kekuatan militernya mampu memberikan kedamaian dan kesejahteraan yang belum pernah ada sebelumnya. Jangkauan armada perdaganganya membentang dari Amerika Latin sampai ke Cina, serta daerah-daerah yang berada di antara keduanya.
Kemajuan peradaban ini sangat ditentukan oleh berbagai penemuan yang diraih oleh para pakarnya. Para arsiteknya mampu mendesain bangunan melawan hukum gravitasi. Para pakar matematikanya menciptakan aljabar; juga algoritma yang menjadi pengembangan teknologi komputer dan penyusunan bahasa komputer, para dokternya mempelajari tubuh manusia hingga mampu menemukan berbagai obat untuk menyembuhkan beraneka ragam penyakit. Para pakar astronomiya mengamati langit, memberikan nama bintang-bintang, serta merintis teori seputar perjalanan dan penelitian ruang angkasa. Ketika bangsa-bangsa lain khawatir terhadap munculnya berbagai pemikiran, peradaban ini justru memacu kemunculan beraneka ragam ide dan gagasan. Ketika pemberangusan seringkali mengancam keberadaan ilmu pengetahuan, peradaban ini justru melindungi, mempertahankan, serta menyampaikannya kepada umat-umat lain.
Peradaban barat modern mendapatkan banyak manfaat dari kemajuan ini. Peradaban yang saya maksudkan adalah dunia Islam dari tahun 800 M sampai dengan 1600 M, termasuk di dalamnya wilayah Negara Khilafah Utsmaniyah, Baghdad, Damaskus dan Kairo; demikian pula masa-masa para pemimpin yang cemerlang, seperti Khalifah Sulaiman yang perkasa.......”Nah lho!
Tetapi semuanya kini berubah. Setelah perencanaan yang panjang akhirnya, Barat berhasil merubuhkan kekuatan umat Islam. Tepatnya pada tanggal 3 Maret 1924, institusi pemersatu umat itu dibubarkan oleh seorang pengkhianat yang bernama Mustafa Kemal Pasha at-Turk. Sejak itulah, dunia Islam memburam. Barat menyuntikkan senjata racun yang mematikan kepada tubuh umat Islam, termasuk generasi muda. Senjata ini pula yang telah digunakan oleh barat dalam membunuh Khilafah tersebut. Senjata yang dimaksudkan adalah ide-ide Barat yang hingga kini terus menerus dipaksakan kepada generasi muda muslim, seperti ide kebebasan, hak asasi manusia, nasionalisme, sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan), demokrasi, dan ide-ide busuk lainnya.
Ketika kaum Muslim tidak lagi berada dalam pangkuan Khilafah, satu demi satu negeri kaum Muslim terpecah belah, yang disekat-sekat oleh ikatan semu nasionalisme. Dengan begitu Barat leluasa menjajah negeri-negeri kaum Muslim bahkan hingga hari ini. Saudara-saudara kita di Palestina, Afghanistan, Pakistan, Kashmir, dan negeri-negeri lainnya menjerit meminta pertolongan. Mereka dibunuhi, tanahnya dirampas, sumber daya alamnya dijarah dan dijajah oleh kaum kafir penjajah. Mirip gak sih dengan cerita Avatar? So pasti lah... Jika di film Avatar, yang jahatnya adalah si Raja Api, maka hari ini, raja Api itu adalah ibarat Amerika Serakah (AS) yang terus menerus hingga kini menjajah negeri-negeri kaum Muslim. Anehnya, sang raja penjajah tersebut malah akan menjadi tamu di negeri ini? Weleh..weleh rek...!
Jadi Avatar Nyata Yuk!
Seperti halnya di film
Avatar, kejahatan akan segera musnah. Apalagi setelah munculnya sang Avatar.
Kejahatan dan kemunduran yang menimpa umat Islam pun akan segera berakhir,
setelah sang islamic avatar atau the caliphate alias Khilafah kembali hadir
memimpin dunia. Seperti halnya Aang, dia masih muda dan terus berjuang menimba
ilmu untuk menjadi sosok avatar. Begitu juga, hari ini jutaan para pemuda
Muslim di seluruh penjuru dunia bahu-membahu untuk kembali mewujudkan sang
pembebas dunia dari penjajahan. Mereka bersatu di bawah panji Rasulullah dan
menginginkan Khilafah kembali. Nggak percaya? Simak nih kata-kata dalam sebuah
lirik rap anak muda Amrik sana yang dibawakan oleh SOA. Dia bilang, “Its time
to take a STAND! Follow ONLY Allah's Commands! Put Khilafah back on the MAP. ITS
TIME TO BRING ISLAM BACK”. Anak muda Muslim Inggris juga nggak ketinggalan,
mereka menyerukan “Bring Back Islam, Bring Back The Khilafah” dalam sebuah
lirik hiphopnya.
Gimana dengan para pemuda Muslim di negeri ini? So, pasti harus lebih dari itu. Di negeri David Backham aja, para pemuda muslimnya menyerukan Khilafah. Masa di kita nggak. Malu dong...ah! Yuk mulai hari ini kita pelajari Islam sebagai dien yang komplit, pahami, amalkan dan dakwahkan. Seperti halnya Avatar, masih muda tapi terus belajar sekalipun ia jagoan untuk menghentikan segala kejahatan. Kapan sih? Ya, saat ini juga, sebelum ajal menjemput, hingga Islam berjaya kembali di bawah naungan KHILAFAH! Oke bro.. Yuk, cabut coy...!! -
Sumber: Buletin Muslimuda Edisi 03/Th.01/Maret2010-Rabiul Awal 1431 H - [m/Syabab.Com].
Klik menu BERANDA dan temukan info-info menarik lainnya mengenai Islam
Gimana dengan para pemuda Muslim di negeri ini? So, pasti harus lebih dari itu. Di negeri David Backham aja, para pemuda muslimnya menyerukan Khilafah. Masa di kita nggak. Malu dong...ah! Yuk mulai hari ini kita pelajari Islam sebagai dien yang komplit, pahami, amalkan dan dakwahkan. Seperti halnya Avatar, masih muda tapi terus belajar sekalipun ia jagoan untuk menghentikan segala kejahatan. Kapan sih? Ya, saat ini juga, sebelum ajal menjemput, hingga Islam berjaya kembali di bawah naungan KHILAFAH! Oke bro.. Yuk, cabut coy...!! -
Sumber: Buletin Muslimuda Edisi 03/Th.01/Maret2010-Rabiul Awal 1431 H - [m/Syabab.Com].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar