TIDAK pelak dan tidak
diragukan lagi, kalau remaja Islam saat ini sudah lama “diserang” dari berbagai
arah dan berbagai cara oleh mereka yang tidak suka terhadap Islam. Mulai dari
acara kontes menyanyi, MotoGP sampai Liga Inggris, dan banyak lagi.
Hanya sayangnya, kebanyakan remaja Islam, banyak yang tidak menyadari bahaya tersebut. Tampaknya, apa-apa yang terjadi dan disodorkan hanyalah sebuah pilihan hidup yang sudah sewajarnya.
Tentu saja banyak faktor yang menyebabkannya—salah satunya adalah kurangnya pihak yang seharusnya memberikan informasi dan mengajarkan hal-hal yang sekarang tengah terjadi.
Hanya sayangnya, kebanyakan remaja Islam, banyak yang tidak menyadari bahaya tersebut. Tampaknya, apa-apa yang terjadi dan disodorkan hanyalah sebuah pilihan hidup yang sudah sewajarnya.
Tentu saja banyak faktor yang menyebabkannya—salah satunya adalah kurangnya pihak yang seharusnya memberikan informasi dan mengajarkan hal-hal yang sekarang tengah terjadi.
Misalnya saja acara televisi. Rasanya jarang sekali
ada keluarga yang memberikan parental guidance (bimbingan) bagi anak-anak
remajanya dalam menonton televisi.
Remaja selalu saja dianggap sudah dewasa dan bisa
membedakan mana yang baik dan mana yang benar. Remaja yang pada dasarnya masih
labil dan segala ingin mencoba menjadi selalu tergerak manakala mendapati
sesuatu yang relatif baru yang ditemukannya.
Nah berikut ini adalah hal-hal yang seringkali membuat
remaja Islam pada akhirnya menemukan “jalan” yang sangat modern-metropolis
namun kebablasan—yang a la kuli haal, semuanya dalam bahasa Inggris dimulai
dengan huruf “S”.
Song (lagu)
Rasanya tidak ada dari remaja yang tidak dekat dengan
hal ini. Se-tiap remaja dipastikan menyukai satu jenis musik tertentu. Yang
tengah ngetop saat ini adalah grup musik Noah, Smash atau 1 Direction. Musik
atau lagu bisa jadi dijadikan sebagai ungkapan gejolak perasaan dan jiwa
remaja—remaja merasa terwakili olehnya. Padahal sesuatu yang ada dibalik
lagu-lagu yang ada dan atau tengah beredar banyak menabrak tembok-tembok
aqidah. Misalnya saja lagu Imagine-John Lennon, yang mengajarkan untuk hidup
tanpa Tuhan, gila apa? Dan semua lagu cinta yang ada sekarang selalu
menunjukkan “penghambaan” yang mendalam terhadap lawan jenis.
Sport (olahraga)
Tidak pelak lagi kalau olahraga telah menjadi suatu
budaya global yang merasuk ke semua pelosok. Olah raga sudah dibuat jadi
semacam ritual dan modernitas bagi anak-anak muda, dan para atlet adalah
nabi-nabinya. Sekarang, seorang atlet sepakbola sudah tidak ada ubahnya dengan
artis yang juga banyak digilai oleh para remaja. Nama-nama atlet seperti
Cristiano Ronaldo, Lionel Messi, atau petenis Novak Djokovic, dan pembalap
Jorge Lorenzo bahkan diidolai oleh para remaja putri. Tingkat “pemujaan”nya,
bahkan sudah ke tahap yang sangat pribadi. Sedangkan orang yang dikagumi itu
nyata-nyata jelas Yahudi atau Kristen.
Smoke (Rokok)
Ini mungkin banyak yang melanda remaja kaum Adam. Tahu
kan, ada semacam aturan tertulis dalam pergaulan anak muda bahwa merokok
bakalan bisa menaikan “derajat” dan “status sosial” seorang remaja di antara
teman-temannya. Aturan yang kebablasan. Nah, yang bersangkutan tampaknya
ngerasa cool saja ketika bisa melakukannya. Padahal jika kita lihat dari segi
manfaat dan ruginya, merokok bagi siapapun lebih banyak ruginya. Selain
mencemari dan meracuni lingkungan, orang lain, dan diri sendiri, ditambah
hampir pasti remaja masih bergantung kepada orang tua dalam hal ini buat beli
rokok. Alangkah mubazirnya setiap receh yang dicari dengan susah payah oleh
orang tuanya, kemudian dibelanjakan atau dipergunakan untuk membeli sesuatu
yang benar-benar tidak ada manfaatnya sama sekali.
Style (Busana)
Remaja hampir selalu saja pasti ingin kelihatan gaya.
Istilah kerennya banci tampil. Artinya, sudah bukan rahasia lagi kalau remaja
benar-benar tergila-gila oleh barang-barang yang bermerek dan harganya mahal.
Dunia fesyen mengajarkan remaja untuk jadi konsumtif dalam menggunakan uang.
Remaja akan merasa cekak atau bokek manakala pergi ke pusat pertokoan dengan
hanya bermodal Rp. 50.000 aja, tapi ironisnya jumlah uang itu bagi mereka
dirasakan terlampau besar jika harus diinfaqkan untuk kegiatan Islam.
Kita tentu tahu bahwa pangsa pasar Internasional untuk
remaja di Indonesia termasuk besar sekali—bahkan cukup besar untuk ukuran
negara-negara Asia lainnya. Saat ini di Indonesia tercatat ada sekitar 40 juta
remaja. Jika hanya setengahnya saja menjadi korban mode, berapa keuntungan yang
bisa dikeruk oleh para produsen pakaian?
Masalahnya dalam hal ini tidak cukup sampai di situ.
Saat ini kita melihat dimana-mana bahwa perkembangan mode benar-benar sudah
menabrak nilai- nilai Islam. Dari gaya rambut saja sekarang beneran macem-mcem.
Mulai dari gaya rambut Firman yang terkenal yang muntir-muntir kayak ekor ayam.
Sampai model kriting panjang a la atau Giring-Nidji. Terus, coba lihat
remaja-remaja perempuan yang berpakaian sangat ketat, bahkan bisa juga memakai
celana pendek, baju yang you can see (tidak ada lengannya), hingga—maaf—
pakaian dalamnya bisa kelihatan. Astagfirullah!
Seks
Seks adalah menu paling akhir yang disajikan oleh
mereka yang berminat menghancurkan remaja Islam. Kita tentu tahu sekali bahwa
salah satu misi bangsa Yahudi dalam Protocols of Zion adalah membuat pemuda dan
remaja Islam dekat dengan pornografi. “Ketika seorang remaja Islam mati kelak,”
begitu tulisnya kira-kira, “kita bakalan membuat mereka tengah mengantongi buku
porno, bukannya Alquran.” Sudah dapat dipastikan bahwa generasi muda bangsa ini
tengah berada di ambang kehancuran moral yang sangat dahsyat.
Sumber: islampos.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar